Rumah Tangga Impian
Manusia memanglah makhluk Allah yang
tidak dapat hidup berdiri sendiri, ia
butuh bantuan orang atau pun makhluk lain
untuk keberlangsungan hidupnya yang biasa kita kenal sebagai Makhluk Sosial.
Begitu pula dengan penjelasan Allah melalui kitab suci Al-Qur'an yang
diturunkan beberapa abad lalu dimana menerangkan bahwa Anak Adam diciptakan
secara berpasang-pasangan. Segala sesuatunya memang telah diatur dengan rapi
oleh Sang Pencipta yakni Allah SWT, termasuk rizki dan jodoh yang telah
ditetapkan-Nya hingga kita mengenal kata Bahtera Rumah Tangga. Menggunakan kata
Rumah karena segala tindak laku, baik berupa perkataan mau pun perbuatan kerap
kali terjadi di dalam sebuah rumah, dimana sang Adam dan Hawa dapat
berinteraksi mengemban Amanah Allah dengan cara yang Hasanah nan Jamiilah.
Kemudian menggunakan kata Tangga sebagai alat naik turunnya segala sesuatu yang
bisa dibawanya, ini berarti sebuah ikatan dua insan yang berbeda akan terus
dibawa dalam arah pytagoras, terkadang naik dan juga turun. Namun, yang
terpenting adalah bagaimana suatu ikatan itu dapat menjadikat tali pytagoras
yang konstan menuju Ridho Allah tanpa berbuat lebih banyak untuk menjadikannya
bengkok bahkan putus sekali pun.
Kekasih dan Sahabat, dua hal yang
sesekali dapat membingungkan kita tuk pilih yang mana. Namun, terkadang kita
tak pernah berpikir bahwa suatu hubungan yang dijalani dengan ikatan yang kokoh
kesersamaannya arti sahabat itu akan lebih indah kita terapkan dalam suatu
hubungan pernikahan, ya... Persahabatan dalam Bahtera Rumah Tangga tentunya
akan menjadi impian semua orang jika kita dapat telaah bagaimana indahnya.
Banyak sekali filosofi yang dapat
menggambarkan arti sahabat, namun sejenak kita ingat-ingat kisah Sahabat Abu
Bakar As-Shidiq yang selalu menemani Rasulullah dalam berdakwa. Dimana suatu
ketika di dalam sebuah Gua, Rasulullah sedang tertidur di dekat Abu Bakar yang
juga berada tak jauh dari Rasulllah tiba-tiba seekor binatang berbisa telah
menggit kaki Abu Bakar. Ingin rasanya Abu Bakar merengek karena begitu sakitnya
menahan gigitan ular tersebut. Namun, dia tak ingin sedikit pun membangunkan
Rasulullah dan ditahannya rasa sakit yang amat sangat itu hingga menteskan air
mata hingga jatuh di pipi Rasulullah dan Rasulullah pun terbangun. Kemudian
Rasullah mengobati luka gigitan itu dan dengan ijin Allah luka itu pun sembuh
seketika. Dari kisah tersebut kita dapat mengambil pelajaran bagaimana seorang
sahabat itu rela berkorban untuk sahabatnya demi menuju Ridho Allah. Begitu
pula persahabatan dalam bahtera rumah tangga yang sama-sama menuju Ridho Allah.
Tetapi sayangnya tidak sedikit pasangan suami istri yang tidak mengerti akan
arti persahabatan dalam rumah tangga sehingga yang ada hanyalah kesalahan dalam
melangkah dan berbuat sesuai hawa nafsunya masing-masing. Padahal jika kita
mengaalogikan kehidupan sahabat adalah ibarat pensil dan penghapus dimana
pengahapus rela menghapuskan segala kesalahan yang dilakukan pensil sekali pun
dirinya akan hilang bahkan tergantikan. Namun, ada baiknya kita tidak
menggunakan filosofi tersebut karena antara suami dan istri satu sama lain tak
kan pernah saling tergantikan kecuali dengan izin Allah yang juga akan
mempertemukannya kembali di surga jika keduanya Soleh dan Solehah juga
merindukan Sang Kholik.
@mengatasi
rasa cemburu dengan memeluknya sepenuh hati
@mengawetkan
bahtera rumah tangga suami dan istri harus cerdas mengolah keharmonisan
@Saling
Mengerti kekurangan agar dapat menjadi aroma pelengkapnya juga kelebihan agar
dapat menjadi rem dalam perjalanan yang panjang
to be continued... J